
Dari Kamera ke Kiblat Pertama: Perjalanan Spiritual Gen Z yang Mengubah Hidup
Awal Cerita: Dari Travel Vlog ke Panggilan Hati
Awalnya, Fadil (26) cuma ingin bikin konten vlog perjalanan. Ia terkenal sebagai travel creator di TikTok yang sering mengulas destinasi dunia. Tapi suatu malam, ketika sedang mencari inspirasi destinasi baru, ia menemukan video Pusat Umroh tentang perjalanan Umroh Plus Aqsho.
Gambarnya sederhana — jamaah sedang shalat di Masjidil Aqsho, kubah emas memantulkan cahaya mentari. Tapi hatinya langsung bergetar. “Kayaknya ini bukan destinasi biasa,” gumamnya.
Tanpa pikir panjang, Fadil mendaftar. Ia ingin membuktikan bahwa anak muda juga bisa melakukan perjalanan spiritual yang bermakna, bukan cuma sekadar wisata atau konten. “Kalau aku bisa bikin orang lain pengen ke tempat-tempat keren, kenapa nggak ke tempat yang disucikan Allah سبحانه وتعالى?” katanya waktu itu.
Dan begitu ia berangkat dengan rombongan Pusat Umroh, hidupnya mulai berubah — perlahan tapi pasti.
City Tour Jordan: Keajaiban yang Bikin Kagum
Begitu pesawat mendarat di Amman, Jordan, Fadil langsung terpesona. Langit biru, udara sejuk, dan panorama lembah-lembah batu terasa seperti lukisan hidup. Pemandu dari Pusat Umroh bercerita tentang Nabi Musa عليه السلام yang pernah melintasi tanah ini.
Hari itu mereka menuju Petra — kota batu merah muda yang memesona dunia. “Serius, ini gila banget!,” kata Fadil sambil merekam vlog dengan kamera. Tapi kali ini, di balik lensanya, ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar pemandangan.
“Petra ini bukan cuma tempat wisata,” kata pemandu sambil menatap ke dinding batu tinggi. “Di sini dulu bangsa-bangsa besar hidup dan mati. Semua meninggalkan jejak, tapi yang abadi hanya amal.”
Kalimat itu menancap di kepala Fadil. Ia menurunkan kameranya, menatap sekeliling, dan untuk pertama kalinya dalam perjalanan itu — ia terdiam.
Sore harinya, rombongan singgah di Laut Mati. Semua tertawa saat tubuh mereka mengapung tanpa tenggelam. Tapi Fadil diam-diam menatap ke air asin itu dan berpikir, “Begini ya rasanya hidup, kita bisa terapung hanya kalau berhenti melawan.”
City Tour Palestina: Air Mata di Masjidil Aqsho
Hari ketiga, perjalanan dilanjutkan menuju Palestina. Suasana di bus hening. Begitu menyeberang perbatasan, Fadil bisa merasakan atmosfer yang berbeda — lebih sakral, lebih sunyi, tapi penuh makna.
Dan saat pandangan pertamanya jatuh pada kubah emas Masjidil Aqsho, ia tidak bisa menahan air mata.
“Ini… nyata,” katanya pelan, hampir berbisik.
Ia menyalakan kamera, tapi tidak untuk berbicara — hanya merekam suasana. Suara adzan, jamaah yang menangis, dan cahaya senja yang menimpa lantai marmer. Semua terasa seperti film, tapi ini nyata.
Di dalam Masjidil Aqsho, Fadil shalat untuk pertama kalinya dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Setelah salam, ia menunduk lama, berdoa dalam diam. “Ya Allah, selama ini aku sibuk mengejar likes, padahal yang penting itu ridha-Mu.”
Setelah shalat, rombongan Pusat Umroh berjalan menyusuri gang-gang tua Yerusalem. Mereka melihat anak-anak Palestina bermain bola di jalanan, tertawa meski dunia di sekitarnya tidak mudah. Fadil menatap mereka sambil berpikir, “Mereka lebih bahagia dari banyak orang yang aku kenal di kota.”
Refleksi: Dari Kamera ke Cahaya Iman
Malam terakhir, rombongan duduk di pelataran Masjidil Aqsho. Angin lembut berhembus, membawa aroma zaitun dan debu suci. Fadil menatap ke arah kubah emas, sementara di tangannya, kameranya masih menyala. Tapi kali ini, dia tidak merekam.
“Aku pengen simpan ini cuma di hati,” katanya pada temannya.
Pemandu Pusat Umroh kemudian berbicara lembut, “Perjalanan ini bukan sekadar tentang tempat yang kamu kunjungi, tapi tentang siapa kamu setelah pulang.”
Fadil mengangguk, dan air matanya menetes tanpa ia sadari.
Ketika pesawat akhirnya meninggalkan Amman menuju Jeddah, lalu kembali ke Indonesia, Fadil membuka laptopnya. Ia mulai mengedit vlognya, tapi bukan dengan backsound musik atau efek cinematic. Ia menulis narasi:
“Dulu aku pikir kebahagiaan itu ada di tempat paling keren di dunia. Tapi ternyata, kebahagiaan sejati ada di tempat yang membuatmu lebih dekat kepada Allah سبحانه وتعالى. Terima kasih, Pusat Umroh, sudah membuka jalan untukku.”
Kini, vlog Fadil bukan hanya viral, tapi juga menginspirasi ribuan anak muda untuk ikut Umroh Plus Aqsho.
Komentar-komentar membanjiri:
“Aku jadi pengen ikut, Mas!”
“Ternyata umroh nggak cuma buat orang tua ya 😭”
Fadil tersenyum. Karena ia tahu, kali ini bukan sekadar content journey, tapi faith journey — perjalanan iman yang akan selalu ia kenang. 🌙
About Me

Ahmad Haramain
Author/Writer
Hello, I’m Ahmad Haramain, a passionate writer who loves sharing ideas, stories, and experiences to inspire, inform, and connect with readers through meaningful content.
Follow Me
Connect with me and be part of my social media community.
Leave a Reply